Header Ads

Nelayan Ditembak Mati, 5 Kota di Taiwan Protes Filipina


Lima kota besar di Taiwan menghentikan sementara hubungan diplomatik dan ekonomi dengan beberapa kota di Filipina. Langkah ini dilakukan menyusul penembakan kapal nelayan Taiwan oleh penjaga pantai Filipina sehingga menyebabkan seorang nelayan Taiwan tewas.

Dilansir stasiun berita Focus Taiwan, Senin 13 Mei 2013, kelima kota tersebut adalah Taipei, New Taipei, Taichung, Tainan dan Kaohsiung. Jumlah penduduk di kota ini mencapai 60 persen dari 23 juta penduduk Taiwan.

Menurut walikota Kaohsiung, Chen Chu, dia mendukung sepenuhnya langkah pemerintah Taiwan yang menerapkan sanksi ekonomi dan politik kepada Filipina. Di mata Chu, sanksi itu perlu diberikan kepada negara pimpinan Presiden Benigno Aquino tersebut apabila mereka menolak meminta maaf dan memberikan kompensasi kepada keluarga nelayan yang telah ditembak oleh penjaga pantai Filipina.

Kaohsiung memiliki hubungan diplomatik dengan kota Cebu yang berlokasi di pusat Filipina. Sebelumnya Cebu diketahui pernah menerima bantuan ratusan bus dan mesin pemadam kebakaran baru dari pemerintah kota Kaohsiung. Setelah konflik ini bergulir, Chu menyebut akan meninjau kembali kerja sama itu.

Walikota Tainan, Lai Ching-te, juga mengatakan akan menunda semua hubungan diplomatik dengan lima kota di Filipina hingga pemerintah Manila merespon tuntutan pemerintah Taiwan. Ching-te juga mendukung sikap tegas pemerintah pusat Taiwan terkait konflik dengan Filipina.

Kota Taipei adalah yang pertama menghentikan hubungan diplomatik dengan Filipina pada Sabtu kemarin. Walikota Taipei Hau Lung-bin bahkan menyatakan tidak akan mengundang Filipina dalam perlombaan kapal naga awal Juni mendatang.

Selain itu rencana Taipei untuk mendonasikan dua ambulan kepada pemerintah Filipina, juga ditunda. Bahkan walikota Taichung, Jason Hu menyerukan kepada warganya agar tidak berkunjung ke Filipina sebagai wisatawan atau investor.

Satu Nelayan Tewas

Konflik ini bermula saat kapal nelayan Taiwan ditembak oleh petugas lepas pantai Filipina pada 9 Mei lalu yang mengakibatkan tewasnya nelayan bernama Hung Shih-cheng. Menurut pemerintah Filipina, penembakan itu terpaksa dilakukan karena membela diri.

Pemerintah Filipina berdalih kapal nelayan itu bermaksud ingin menyerang kapal setelah diketahui melakukan penangkapan ikan secara ilegal. Namun pernyataan Filipina itu ditepis oleh kesaksian tiga nelayan lain yang berhasil menyelamatkan diri.

Dari hasil investigasi oleh pemerintah Taiwan, di kapal nelayan itu ditemukan 52 lubang peluru dan keempat nelayan itu tidak bersenjata sama sekali. Berang, pemerintah Taiwan menuntut permintaan maaf dan kompensasi dari Filipina. Namun Filipina tegas menolak meminta maaf dan bahkan menunda proses investigasi.

No comments